CELOTEH SI DLOEN – Laman 5 – Jejak Kisah dan Perjalanan Mantan Santri

Laporan Lagi untuk yang Ke Tiga, Dloen

Kegiatan minggu selanjutnya dloen di Tidore sebagai peserta Ekspedisi NKRI 2014 Maluku Utara:

LAPORAN HASIL KEGIATAN
Bidang : Komsos
Subkorwil : Tidore
HARI TANGGGAL KEGIATAN URAIAN LOKASI

Rabu 16 April 2014 Persiapan Seluruh anggota tim berangkat menuju lokasi, menyiapkan ruang kelas serta peralatan yang akan digunakan seperti setting infocus dan perangkat lainnya. Dalam kegiatan ini para murid aktif membantu.
SDN Aketobololo, Desa Aketobololo, Kec. Oba Tengah, Kota Tidore Kepulauan
Penyuluhan Tentang Hidup Bersih dan Pemberian Materi Dasar tentang Bahasa Inggris untuk anak-anak Seluruh murid dari kelas 1-5 dibagi ke dalam dua ruangan. Kelompok yang pertama terdiri dari kelas 1 dan 2. Sedangkan kelompok kedua berisi kelas 3, 4 dan 5. Setiap kelompok di-handle oleh 3 mahasiswa yang telah diberi jobdesc masing-masing. Continue reading “Laporan Lagi untuk yang Ke Tiga, Dloen”

Dloen Laporan Minggu Pertama di Tidore Kepulauan

Kegiatan Minggu Pertama Dloen di Tidore yaitu Pencarian Data dilapangan meliputi Observasi dan Wawancara. adapun hasil yang dilaporkan sebagai berikut:

LAPORAN HASIL TEMUAN
Bidang : Komsos
Subkorwil : Tidore
HARI TANGGGAL WAKTU TEMUAN URAIAN LOKASI KOORDINAT

Senin 3 Maret 2014 08.30-16.00 Jalan Kampung Ditemukan jalan kampong dengan panjang 45 meter dan lebar 5 meter yang struktur jalannya belum dikeraskan masih terbuat dari tanah, sehingga membahayakan, baik pengguna kendaraan ataupun pejalan kaki.
Desa Gorojou, Kec. Oba Utara, Kota Tidore Kepulauan 3418,0799
4 Maret 2014 08.30-16.00 MCK Umum Ada MCK yang sudah tidak layak pakai dengan kondisi :
– Dinding dari kayu (rusak)
– Atap dari rumbia (rusak)
– Lantai dari tanah Kampung Nasrani RT 03 RW 01, Kelurahan Payahe, Kec. Oba, Kota Tidore Kepulauan Continue reading “Dloen Laporan Minggu Pertama di Tidore Kepulauan”

Adakah yang Mau menjadi Guru Relawan?

ARTIKEL
No : 06/ 02-KOMSOS/16/04/2014

BIDANG : Komunikasi Sosial (KOMSOS)
PERIHAL : Butuh Pengajar Bahasa Inggris

A. PENDAHULUAN
Tinjauan Umum Lokasi
Sekolah Dasar (SD) Aketobololo Kecamatan Oba Tengah Kota Tidore Kepulauan Kabupaten Halmahera Tengah.

B. ISI
Kepala Sekolah SD Aketobelolo. Bpk Hafael Bungan, S. Pd menegaskan bahwa Sekolahannya adalah sekolah bebas pungutan biaya untuk seluruh siswa. Sekolah ini mempunyai total keseluruhan murid 160 jiwa, yang terdiri dari 7 kelas. Yaitu; kelas 1, kelas 2A dan Kelas 2B, kelas 3, kelas 4, kelas 5 dan kelas 6 SD.
Sarana dan Prasarana di sekolahan ini cukup baik dan memadai, dengan total 7 ruang kelas yang dimiliki, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekola dan administrasi, 1 kamar mandi, 2 kantin sekolah, lapangan olahraga dan bermain yang disekalilingi pepohonan dan bunga-bunga sehingga sedikit menyejukkan.
Kelebihan dan kekurangan tentunya dimiliki juga disekolahan ini, dengan jumlah siswa yang cukup banyak dan ruang belajar yang baik kiranya jumlah guru disekolahan ini tak seimbang karena jumlahnya yang sedikit tentu membuat 10 pengajar disekolahan ini, khususnya kepala sekolah harus memutar otak agar anak didik disekolahannya pintar dan sesuai dengan tujuan awal pembangunan sekolah yaitu “ Mencerdaskan anak bangsa (dalam hal ini melingkupi desa Loleo. Aketobelolo dan Roy)”
Adapun daftar nama pengajar serta tugas dan tanggungjawabnya sebagaimana terlampir dalam gambar ini:

Ibu Sujaya, selaku Wali kelas dari kelas 2B mengemukakan bahwa disekolahannya masih membutuhkan guru bahasa inggris untuk menunjang pengetahuan murid-murid, terlebih karena untuk membantu anak-anak ketika nanti hendak melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP). Walaupun tidak. Paling tidak Mereka harus tetap tau bahasa inggris dari abjad, angka, dan warna. Tuturnya ketika Tim KOMSOS mencoba mencari tau perihal potensi siswa-siswi SD Aketobololo.
Kepala sekolah juga menambahkan bila beberapa bulan yang lalu sudah pernah ada guru bahasa inggris yang mengajar disekolahan, namun hanya 6 bulan saja membagi ilmunya kepada murid, selanjutnya guru itu pergi dan pindah mengajar ke Ternate tanpa alasan yang memuaskan dan itu sangat disayangkan. Terlebih murid-murid disekolahan sudah sangat suka dengan guru dan pelajarannya.

C. KESIMPULAN
Memang benar, bahasa inggris itu penting dan sudah selayaknya ada dan diajarkan pengajar disekolah meskipun Sekolah Tinggat Dasar. Karena tanpa dipungkiri bila mata pelajaran ini bias menunjang pengetahuan murid-murid, terlebih membantu anak-anak bila mana melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP). Walaupun tidak. Paling tidak Mereka harus tetap tau bahasa inggris dari abjad, angka, dan warna

Dloen, Membayangkan Bangunan Sekolah Tanpa Kamar Mandi

ARTIKEL
No : 06/ 01-KOMSOS/01/03/2014

BIDANG : Komunikasi Sosial (KOMSOS)
PERIHAL : Bangunan Sekolah tanpa Kamar mandi

A. PENDAHULUAN
Tinjauan Umum Lokasi
Kordinat 4102,5339. Desa Fanaha, Kec. Oba tengah, Kota Tidore Kepulauan Kabupaten Halmahera Tengah.

B. ISI
Sekolah merupakan bangunan untuk belajar menuntut ilmu bekal masa depan, layaknya sebuah rumah bangunan sekolah ini pun tentu seharusnya dilengkapi oleh sarana dan prasaranana yang memadai, yang lengkap dan mendukung untuk proses belajar mengajar antara murid dan guru harapannya menciptakan suasana kelas yang baik dan nyaman. Seperti; ruang kelas, ruang guru, kamar mandi, meja, kursi, dan papan tulis.
Namun itu semua kiranya cukup sulit unttuk diwujudkan bagi MTS Fanaha dan SMA PGRI Desa Fanaha Kec. Oba Tengah Kepulauan Tidore. Disana masih belum memiliki kamar mandi walaupun usia sekolahan ini cukup tua yaitu MTS sejak 2002 Dan SMA sejak 2008.
Dan akibatnya adalah para murid serta staf pengajar biasanya buang air di pepohonan atau menumpang di rumah warga yang jaraknya cukup jauh, karena keadaannya hanya ada di dekat sekolah MTS sebuah sumur. Dan tentu itu sangat sekali mempengaruhi proses belajar mengajar di sekolahan tersebut. Beberapa siswa seringkali bolos diwaktu belajar dengan alasan buang air, mereka biasanya meninggalkan kelas dalam waktu yang lama bahkan 60% dari mereka tidak kembali lagi dan keesokan harinya mereka membuat alibi tidak bisa mengejar waktu belajar karena rumahnya jauh atau sekedar menyampaikan kata “ maap pak, kita mencret”. Dan itu berlangsung setiap harinya. Adapun pengaruh untuk guru itu sendiri karena hal itu jadi sering menyelesaikan waktu belajar lebih cepat dari yang seharunya, kurang focus dan tidak lagi konsentrasi pada kelas yang dibawakannya itu semua lagi-lagi karena tidak adanya kamar mandi dalam sekolahan dimana tempatnya mengajar sekarang.

C. KESIMPULAN
Kamar mandi merupakan fasilitas yang seharusnya ada disetiap bangunan sekolah entah itu tingkat Sekolah Dasar(SD), Sekolah Menengah Pertama(SMP), ataupun Sekolah Menengah Atas(SMA). Karena tidak bisa dipungkiri peranannya yang sangat penting dan mempengaruhi proses belajar mengajar.
Dan miris rasanya bila kami tim Komunikasi Sosial(KOMSOS) masih menemukan bangunan sekolah tanpa kamar mandi untuk waktu yang terbilang lama karena bertahun- tahun. Untuk itu kiranya ini menkadi pertimbangan Pusat agar segera mengirim bantuan berupa materilnya hingga kita bisa merealisasikan apa yang menjadi harapan seluruh murid dan pengajar MTS Fanaha dan SMA PGRI, Desa Fanaha, Kec Oba Tengan Kepulauan Tidore ini.

Anak Muda di Oba Tengah Kepulauan Tidore

ARTIKEL
No : / 01-KOMSOS/11/05/2014

BIDANG : Komunikasi Sosial (KOMSOS)
PERIHAL : Generasi Muda Oba Tengah

A. PENDAHULUAN
Tinjauan Umum Lokasi
Letak Poskotis Subkorwil Tidore yang strategis merupakan salah satu nilai plus yang membuat seluruh anggota tim dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat. Dekat dengan perkampungan, pelabuhan dan juga beberapa sekolah. Pada kesempatan kali ini, tim Komsos tertarik untuk mengetahui bagaimana tingkat kemampuan murid yang ada di Sekolah Menengah Atas (SMA).
Pilihan jatuh pada SMA Muhammadiyah 1 Tikep. Sekitar 3 km ke arah selatan dari Desa Loleo. Tepatnya di Desa Akelamo, Kec. Oba Tengah, Kota Tidore Kepulauan. Salah satu desa yang penduduknya memproduksi gula aren. Selain letaknya yang paling dekat dengan Poskotis, sekolah ini berbeda dengan sekolah berbasis islam yang biasa ditemui di Pulau Jawa. Di sekolah ini, murid non-muslim pun diperkenankan untuk menuntut ilmu. Tentunya dengan beberapa peraturan yang ditentukan.

B. ISI
“Give me ten youths, then I will shake the world,” itulah selarik kalimat yang pernah dilontarkan oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno. Kata-kata itu semakin menyadarkan kita bahwa generasi muda adalah sumber kekuatan sebuah bangsa. Seperti yang sering diucapkan oleh para pengajar, “Generasi muda adalah penerus bangsa”. Oleh karena itu, tim merasa perlu untuk mengetahui bagaimana kondisi generasi muda yang ada di Pulau Halmahera, khususnya Oba Tengah.
Kelas motivasi menjadi agenda utama dalam kegiatan ini. Kelas dimulai dengan acara nobar (nonton bareng) film motivasi, yaitu Sang Pemimpi, pada hari Jumat, 9 Mei 2014. Sebuah film yang diangkat dari sebuah novel adaptasi karya Andrea Hirata. Bercerita tentang dua orang anak, Arai dan Ikal, yang berusaha mencapai mimpi mereka. Berlatarbelakang hal tersebut, kami memilih film ini. Dengan harapan, setiap murid dapat semakin termotivasi untuk mewujudkan apa yang menjadi cita-cita.
Benar. Efek positif yang ditularkan dari Sang Pemimpi terlihat keesokan harinya. Satu per satu dari mereka berani maju dan mengeluarkan pendapat. Bertanya seputar cita-cita mereka. Seperti yang ditanyakan oleh Inka Christie, salah seorang murid kelas X yang bercita-cita ingin menjadi bidan, “Apa mungkin seseorang yang berasal dari keluarga kurang mampu, yang hidup di desa, dapat mencapai mimpinya?” tanyanya.
Faktor ekonomi memang terkadang menjadi kelemahan terbesar orang Indonesia dalam hal pendidikan. Tapi itu dulu, sekarang beasiswa ‘berkeliaran dimana-mana. Kuncinya satu, niat dan semangat. Begitulah yang kami ucapkan untuk kembali mendongkrak semangat mereka untuk meraih cita-cita.
Perasaan haru itu mendadak muncul. Ternyata mereka punya berbagai mimpi yang menakjubkan. Sebutlah Said Nursyi Safaat, seorang siswa kelas XI IPA dengan celana changcutersnya. Sekilas dia terlihat seperti seorang siswa yang bandel, konyol dan sukar diberitahu, tapi di balik itu semua, mimpinya luar biasa. Sempat besar di Balikpapan selama 4 tahun, menyaksikan kerja keras penduduk pribumi di tambang minyak bumi, membuat dia ingin menjadi Pengusaha pengolah minyak bumi. “Agar Indonesia tidak perlu lagi mengelola hasil kekayaannya di negeri orang,” tuturnya.
Tidak hanya itu. Masih ada mimpi-mimpi luar biasa yang lain. “Bangunan pertama yang ingin saya buat adalah gereja,” begitu yang dituturkan Frangky Pareda, seorang siswa kelas X, calon arsitek dari Oba Tengah. Selain itu, ada juga Stenly. Seorang siswa kelas X yang bercita-cita menjadi seniman, khususnya pelukis. Seorang non-muslim yang sangat suka menggambar kaligrafi. Istimewa sekali bukan.

C. KESIMPULAN
Setiap orang mempunyai mimpi. Yang membedakan hanyalah, ada yang mau memperjuangkan sampai titik darah penghabisan dan ada yang menyerah begitu saja ketika gagal. Mereka, putra daerah dari Oba Tengah, adalah calon orang-orang sukses. Terlihat dari pancaran semangat mereka ketika mengikuti rangkaian kegiatan selama dua hari. Semangat Arai dan Ikal ada pada jiwa mereka.
Kelas motivasi dan Public Speaking seperti ini perlu diberikan di daerah-daerah yang jauh dari modernisasi. Dikarenakan pengetahuan mereka yang masih kurang dan kemampuan berbicara yang belum cukup baik.

“Bermimpilah setinggi langit, karena ketika jatuh, kalian akan jatuh diantara bintang-bintang.”
Soekarno, Presiden RI yang pertama

Dloen dalam Membuat Laporan Penyuluhan Gigi

ARTIKEL
No : 06/ 03-KOMSOS/16/04/2014

BIDANG : Komunikasi Sosial (KOMSOS)
PERIHAL : Penyuluhan Kesehatan Gigi Anak

A. PENDAHULUAN
Tinjauan Umum Lokasi
Sekolah Dasar (SD) Aketobololo Kecamatan Oba Tengah Kota Tidore Kepulauan Kabupaten Halmahera Tengah.

B. ISI
Sangat mengkhawatirkan memang, ketika Tim Ekspedisi berkunjung ke SD Negri Aketobololo, dimana semua murid disana masih banyak yang mengunyah makanan tanpa menggunakan gigi. Kebersihan gigipun kurang. Karena beberapa yang terlihat diantara mempunya masalah pada gigi mereka natara lain warna gigi kekuningan berlubang dan gerepes.
Dengan demikian, Tim KOMSOS berinsiatif mengadakan penyuluhan kesehatan gigi bagi siswa-siswi tersebut yang terdiri dari kelas 1-kelas 6 SD. dengan dua cara antara lain:
1. menampilkan kepada siswa-siswi sebuah tayangan video yang menjelaskan bagaimana menggosok gigi yang baik
2. praktek menggosok gigi langsung di sekolah
yang harapannya nanti bias sedikit memperbaiki kualitas gigi mereka, dan memotivasi mereka bahwa gigi mempunyai banyak fungsi. Dan gigi juga bagian tubuh manusia yang sama pentingnya yang harus dijaga dan dirawat. adapun cara merawat gigi antara lain dengan membersihkannya sesudah makan dan sebelum tidur.
Macam bentuk gigi tapi cara merawatnya tetap sama walaupun dengan beberapa macam teknis membersihkannya antara lain dengan siwakan maupun dengan menggosok gigi pada umumnya dilakukan. Sedang menggosok gigi juga ada beberapa tahap diantaranya yaitu dengan menggosakan bagian depan gigi secara memutar, lalu bagian kanan dan kiri gigi dengan cara yang sama. Selanjutnya arahkan sikat gigi pada gigi geraham, bagian gigi yang fungsinya untuk mengunya dimulai bagian kanan gigi, kiri kemudian atas gigi kanan dan kiri dengan cara maju mundur. Selanjutnya untuk yang terakhir masih dengan cara maju mundur juga adalah menggosokannya pada bagian bawah dan atas gigi.
Menggosok gigi biasanya yang dibutuhkan adalah air, pasta gigi dan sikat gigi. Sebaik—baiknya sikat gigi adalah lebih baik lagi jika tidak memakai kepunyaan orang lain, baik keluarga sendiri sekalipun. Karena tidak dibolehkan.

C. KESIMPULAN
gigi merupakan bagian tubuh manusia yang sama pentingnya yang harus dijaga dan dirawat. begitupun gigi yang dimiliki oleh siswa-siswi SDN Aketobololo mereka harus tau bagaimana cara merawat gigi yang antara lain dengan membersihkannya sesudah makan dan sebelum tidur.
Macam bentuk gigi boleh beda tapi cara merawatnya tetap sama walaupun dengan beberapa macam teknis membersihkannya antara lain dengan siwakan maupun dengan menggosok gigi pada umumnya dilakukan. Dengan demikian, Tim KOMSOS berharap penyuluhan kesehatan gigi yang diadakan tersebut bisa sedikit memperbaiki kualitas gigi mereka, dan memotivasi mereka bahwa gigi mempunyai banyak fungsi.

Renungan Saat Pengambilan Data di PAYAHE

KOMSOS- Hari Pertama
Payahe, 3-03-14

Berusaha, mencoba dan bersabar

Berharap selalu diberi kemudahan dan kelancaran disetiap aktivitas

“Tim KOMSOS kita besok pagi terpaksa harus dibagi 2 tim, tim satu yang terdiri dari Praka Mar Danna M, Kopda Hamzah L, Briptu Mustari Ghani, Sertu M. Najar, Safrudin, Fadlun, dan Chalimatus Sadiyah dan selebihnya masuk di tim dua. Yang masing-masing akan ditempatkan didaerah payahe dan bukit durian dan semoga besok kita diberi kelancaran saat pencarian datanya”. Ucap Dantim KOMSOS Ipda Budi Suryono.
Malam inipun kami berusaha tidur lebih cepat setelah apel malam, kami berharap bisa menjadi bekal tenaga esok dilapangan dan dalam hati kami pun berdoa mudah-mudahan bisa lancar dan mendapat tanggapan baik dari masyarakat nanti. Maklum tim kami baru akan melaksanakan tugas untuk yang pertama kali selama berada di loleo, kec. Oba tengah kepulauan tidore ini setelah satu minggu kami duduki.
PAYAHE MENYAMBUT DENGAN HANGAT, tak terasa sudah perjalanan beberapa mil jauhnya yang kami tempuh, walau sempat mual dan pusing saat dimobil rupanya terbayar dengan senyum dan sapaan yang hangat dari kepala desa payahe. Dan untuk pertama kami dari tim dua mengutarakan maksud dan tujuan kami datang didaerah tersebut, Praka Mar Danna M menjelaskan bahwa kami dari Tim KOMSOS- EKSPEDISI NKRI 2014 Koridor Maluku dan Maluku Utara yang dalam hal ini mencari data demi kesejahteraan masyarakat daerah Payahe. beberapa saat kemudian kami digiring ketempat penginapan milik Pak kadir selaku Sekdes dan diberikan kesempatan untuk menaroh semua barang bawaan. Setelah itu dilanjutkan untuk berkunjung kebeberapa pusat informasi seperti Kantor Kecamatan dan PUSKESMAS Desa Payahe Kec. Oba Tengah.
Data tentang kependudukan, ekonomi masyarakat, pendidikan sudah bisa kami kantongi dengan cepat tanpa kendala dari kantor kepala desa. Pukul 11.00 Wib, kami masih harus mengunjungi Puskesmas untuk beberapa pertanyaan seputar kesehatan masyarakat dan fasilitas umum yang ada di sana. Namun, Allah SWT. Rupanya menguji tim kami, diantara rasa lapar dan letih pihak Puskesmas menolak kedatangan kami, secara halus dan tegas mereka menolak untuk kami mintai data, Bpk. Amrullah selaku promosi kesehatan terlihat diraut wajahnya kekhawatiran dan setelah proses lobi yang lumayan lama antara Mahasiswa yang terdiri dari Fadlun, Chalimatus Sadiyah dan Safrodin yang terus mencoba meyakinkan yang akhirnya beliau mengizinnkan dan berkenan untuk diwawancarai oleh tim KOMSOS. Dan kami mengerti sekarang apa yang menjadi alasan beliau menolak, ternyata pihak Puskesmas khawatir bahwa kami akan mengekspos dan memanipulasi data selanjutnya untuk kepentingan beberapa orang menyerahkannya kemedia untuk menjatuhkan nama Puskesmas dan beberapa pekerja yang ada disana. Adapun hal menarik lain yang bisa kami dapat adalah informasi tentang penyakit terbanyak yang diderita masyarakat sekitar tergantung dari musim di daerah tersebut. Seperti yang disampaikan oleh dokter Ayu selaku dokter umum Puskesmas. “disini, jumlah paling banyak yang diderita adalah saluran pernafasan. Tapi bisa jadi kalau musim buah semua masyarakat terkena diare dan itu tidak pandang bulu bisa anak kecil, remaja ataupun orang tua ka” tuturnya dengan antutias saat kami dari Tim KOMSOS bertanya seputar penyakit yang paling sering di keluhkan masyarakat daerah Payahe.
ANCAMAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA PAYAHE, Memasak memakai tungku bambu ternyata yang menjadi ancaman saluran pernafasan masyarakat sekitar, karena mau tidak mau keadaan itu rupanya sulit dihentikan. Mereka merasa ringan dan tidak terlalu terkena beban biaya hidup tinggi karena hanya bermodal kayu bakar dan sedikit minyak tanah. Maklum saja di Payahe 87 % masyarakatnya bertani dan nelayan, hingga tak ada yang terlalu mengambil resiko untuk memasak memakai kompor apalagi gas Elpiji bukan karena barangnya yang mahal tapi boros dan juga susah didapat.
ALHAMDULILLAH, SABAR MEMBAWA BERKAH. Ibu Imah datang tepat saat proses pengumpulan data Tim KOMSOS selesai, beliau menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah dan bersedia menjamu kita sekalian. Alangka bahagia hati semua rekan Tim setelah beberapa waktu lamanya mereka saling menahan diri untuk istirahat dan makan siang. Semua kerja keringat terbayar sudah. Alhamdulillah, kesabaran tim KOMSOS rupanya membawa berkah. Allah berbaik hati dengan mengirimkan mie, ikan, gabu-gabu dan es the manis lewat kemurahan hati Ibu Imah, mantap abis, karena gratis pula.
14.10 Wib, semua rekan tim berpamit pulang kepenginapan dan selanjutnya kegiatan masing-masing diserahkan per-orangan. Diantaranya ada yang langsung membersihkan diri dengan mandi, ada juga yang sholat Dluhur dan tak jarang banyak yang langsung berebah diatas kasur tanpa melepas pakaian lapangan yang tadi dipakai saat pengumpulan data sesaat tiba di penginapan.

Bocoran Judul Buku ” Ekspedisi dan 1000 Kenangan”

Untuk Bab 3

Tak ada kata “Tak” bagi Tuhan

Apa yang salah padaku, apa yang kurang dengan semua berkas yang ku kirim. Sampai hati panitia yang tak meloloskan namaku dalam tahap administrasi Ekspedisi Maluku dan Maluku Utara 2014.
Penantianku rasanya sia-sia beberapa hari ini. Yang ku usahakan selama ini tak ada nilainya, Doaku pun terasa percuma. Separuh kepercayaanku pada diri sendiri seakan sirna sudah. Aku tak bisa mengingat lagi betapa aku sangat berharap lebih dari apapun juga ketika menunggu hasil seleksi tahap administrasi ekspedisi ini. Dan ketika tiba waktunya aku tak mendapati namaku ada dalam daftar peserta yang lolos, bahkan diantara 99 mahasiswa yang tertulis di website.
Aku patah hati. Continue reading “Bocoran Judul Buku ” Ekspedisi dan 1000 Kenangan””