Al Hikmah, Masih Di Rindukan

Setelah 2 Tahun, Al Hikmah ku Kunjungi Lagi

aku menjalani takdirku, ya. Hampir 5 Tahun sudah ku coba melupakan. Semua kenangan yang tak seharusnya singgah lama. Sebuah penghinaan yang menyakitkan, dilecehkan bahkan tak dianggap manusia. Karena diperlakukann tak semestinya.

Andai, bukan tangan Tuhan yang berkata, aku pun akan melakukan sama dengan balik menghina. Dan kini 2015, saat aku tak ingat lagi dengan semua yang terjadi, aku seolah dikembalikan pada masa kelamku, setiap langkah yang terayun… satu persatu wajah bermunculan, lalu seolah ku dengar lagi setiap kata yang melukaiku Desember 2009 lalu, ya. Aku sangat hafal.

dikedalaman hati, aku sudah memaafkan.

Aku mulai membongkar tembok kebencianku, merubuhkannya.

Entah apa yang ku harapakan, aku berkunjung lagi ke Al Hikmah. Aku melihat lagi gedung- gedung didalamnya, menyaksikan rutinitas santri dan berbincang- bincang dengan mereka, Mas Novi dia yang telah membawaku. Separuh memaksa untuk ikut terlibat lagi dengan Blogger. Dan dibatas sadar aku menyanggupinya, ku percayakan waktuku dan kita berangkat dengan Kereta Api. Kamis, 22 Oktober 2015.

Mas Pradna orang kedua yang ku temui di Masjid Alun-Alun Purwokerto, dia Blogger Banyumas. Yang meenyambut kita dengan hangat, menemani berjalan mencari Bunto’s Cafe, kita saling berbincang, tepatnya mereka seolah bernostalgia, ya mas Novi dan mas Pradna. Aku mendengarkan dan saat itulah aku merasa menjadi orang yang beruntung, menemukan menjadi Adik dari kedua orang ini, sosok motivator yang bukan sekedar hebat tapi juga baik karena punya jiwa sosial yang tinggi.

kita bertiga menunggu, ada satu orang lagi yang akan ditemui sebelum ke Alhikmah, Ka Ishak. Kakak dan sahabatku, dia jalan yang telah mempertemukan aku dengan kedua orang hebat diatas, berkatnya aku juga bisa menjadi bagian keluarga Blogger Al hikmah, dengannya seolah ada perlindungan. hahahahaha

Entah salah atau tidak, ketika ku ceritakan kisahku pada mereka bahkan pada sahabat blogger. Tentang semua yang terjadi saat aku menjadi Santri. aku mengatakannya jujur dan mengalir, tak ada yang ku tutupi. Anehnya aku merasa lebih baik dan bangga dengan nasibku. dulu, padahal aku sangat menyedihkan dan dikasihani, Ah. Al hikmah. dengan atau tanpa alasan aku bersungguh- sungguh masih ingin menjadi bagian didalamnya.

 

Published by dloen

Aku Fadlun, Anak pertama dari 4 bersaudara, kelahiran Indramayu, 19 Juni 1992. punya cita- cita dan mimpi menjadi orang hebat. menempuh pendidikan kuliyah di UIN Walisongo Semarang, besar harapan bisa mengubah perekonomian keluarganya di masa depan.

4 replies on “Al Hikmah, Masih Di Rindukan”

Comments are closed.