1 April 2015
Negara kita masih punya nama
Indonesia, katanya
Dengan sistem demokrasi
Namun tak ada suara yang didengar
Hilang diterpa angin dan berlalu begitu saja
Ada hak yang dirampas
Karena suara-nya suara pasti
Tak boleh ada kata menolak
Harus seiya dan sekata
Padahal ‘Dia’ tangan Tuhan, celakalah Indonesia
Jika bersuara dianggap menentang
Jika berpendapat tak cukup ada tempat
Sedang nurani mengoyak dan sedih
Tak ada lagi waktu bernegosiasi dan audiensi
Ironisnya milik mereka yang berkuasa saja
Indonesia, Indonesia Negara kita
Katanya sudah merdeka
Tak lagi ada penjajahan
Yang kaya akan rempah – rempah
Pemimpinnya berpacuh pada rencana
Tapi tak cukup berhasil sejahterahkan rakyatnya
Mereka yang diujung kemiskinan masih berteriak
Menangis terdengar pilu meratapi nasib
Berharap pada takdir tak lagi bersembunyi
Pada wajah – wajah saat berkampanye dan berjanji
Sejarah tentu akan mencatat
Ukiran jejak – jejak pemimpinnya
Itulah, duniapun akan ikut menyaksikan
Apakah pantas dikenang sepanjang usianya…..
*ditebitkan oleh Teater Akar FKIP Universitas Pancasakti Tegal , Antologi Puisi Kritik Sosial dengan judul “Kisi- Kisi Negeri Tanpa Teinga”