Karena Aku, Bagaimana Dia Memperlakukanku – CELOTEH SI DLOEN

Karena Aku, Bagaimana Dia Memperlakukanku

“Aku tak bisa berlari lagi. Laki-laki itu kian dekat tak berjarak, Ia tak berusaha menguntitku. Hanya membuatku semakin membutuhkannya setiap hari”.

Umar, Entah terbuat dari apa hatinya. Baginya tak ada masalah ketika seluruh waktu dan harinya untuk melayaniku, menjaga dan membuatku menjadi sosok yang tak kurang akan perhatian seorang sahabat, kakak, kekasih bahkan orangtua. Aku mendapatkannya lagi, aku seolah menemukan sosok yang dulu hilang. Aku seperti sudah akrab dengan semua rutinitasnya. Karena Ia dalam sekejap kini melingkari duniaku dan membawanya kedalam bagian hidupnya.

Entah apa alasannya, yang Aku tau Dia tulus. pun mengetahui kedekatan dan hubunganku dengan Belammy. Ia tetap sama baik, memperlakukanku dengan sangat indah dan mengagumkan, penuh kejutan. Tuhan kiranya punya rencana atas alur, jalan hidupku dan sejak dulu, 2014 Aku benar iklas, pasrah tepatnya dengan semua yang terjadi, membiarkannya mengalir dan menyerahkannya pada takdir, Aku hanya menunggu didermaga doa dengan harapan dan mimpi-mimpi indah tentang masa depan dan kebahagiaan, dengan siapapun nanti. kini Aku tak punya lagi kritaria atau kelas untuk pendamping hidupku.

Sholeh, penyayang, tidak pelit dan tidak cepat marah, bisa diandalkan, bisa ngemong dan ngasih kebebasan. kalau boleh laki-laki yang tidak merokok.

Aku sadar betul dengan usiaku yang ke 23 Thn tidaklah muda lagi, tapi masih belum memikirkan apapun kecuali hoby, karir dan pencapaianku 2017 nanti. tapi andai Allah selipkan keberuntungan lain didalamnya tentu akan menjadi kejutan yang menyenangkan. Aku berhenti mencari sosok laki-laki yang sempurna lagi, karena sadar betul selama itu aku semakin jauh dan merasa semakin menyedihkan.

Tentang Umar. Teman sekelasku, Si Endut biasa Aku memanggilnya. Hariku jadi punya keistimewaan dan semangat lagi, bak pelangi datang tiba-tiba indah dan menghadirkan banyak warna.

Aku tau ini bukan suatu kebanggaan untuk ku ceritakan, tapi bukan suatu kesalahan atau pengungkapan rasa bersalah juga. Aku tetap bersyukur setidaknya Aku tak harus merasa sendiri lagi dikota rantau. Jika tentang Belammy dan hati. Entahlah, aku kadang sudah tidak bisa membedakaannya lagi. Mungkin karena jarak atau apa. Tapi perlahan tak banyak yang bisa Aku andalkan, dan aku semakin tau cintanya terbatas, masih banyak pertimbangan. Ia tak begitu mempercayaiku, jika benar menginginkan hidupnya untuk bersamaku Aku berharap Dia bisa memikirkan tentang Aku. Bukan hanya tentang diri dan hidupnya. Karena Aku bagaimana Dia memperlakukanku.

Published by dloen

Aku Fadlun, Anak pertama dari 4 bersaudara, kelahiran Indramayu, 19 Juni 1992. punya cita- cita dan mimpi menjadi orang hebat. menempuh pendidikan kuliyah di UIN Walisongo Semarang, besar harapan bisa mengubah perekonomian keluarganya di masa depan.