Tidak ada lagi kebahagiaan dalam hidupku, lelakiku pergi. Tak adalagi bahu untukku bersandar, karena aku melakukan kesalahan yang membuatnya tak mungkin lagi mencintaiku, aku memang bukan wanita yang baik untuknya.

Mencintai Itu Merelakannya Bahagia

“serius?, kita berpisah Non?”
“Kamu sadarkan?”
“Iya, aku sadar. Buat apa kita bersama kalau prinsip kita sudah beda?”
“Ok, saya terima. Mulai saat ini kita resmi berpisah!”
Ya, akhirnya, Aku putus dengan Harry tepatnya pada tanggal 26 Agustus 2014 di kontrakan miliknya. Aku tau, hidup sendiri di Semarang tidaklah mudah, ke Kampus, cari makan, ke Warnet, Foto Copy. Ah, selama ini aku selalu ditemani Harry, bahkan mengerjakan tugas sekalipun, Ia erap kali membantuku.
“Sudah sore, ayuk Mas anter Non ke Kos?”Aku mengangguk,
“Tapi Mamas masih mau jadi Kakakku kan?” ucapku sebelum akhirnya menumpangi sepeda Vixion merah miliknya.
“Iya, Non” jawabnya lirih, lalu motor itu pergi membawa kita meninggalkan Kontrakan Harry, dalam hati aku berucap. “Mungkin ini terakhir kali aku mengunjungi tempatnya, bahkan menaiki motornya lagi.”
“Mas,”
“Iya, gimana Non”
“Mas masih mau kan nganterin aku kekampus dan menamaniku makan?” tanyaku, memecah kebisuan dalam perjalanan kita.
“Insyaallah ya, kalau akau nggak sibuk” jawabnya.
Tiba-tiba saja ada kesedihan yang membendungku, aku takut. Aku tak siap hadapi esok.
“Nanti malam Non latihan Teaternya sama Imam ya berangkatny?”
“Oh iya Mas”
“Mas ada acara PC NU soalnya, Non”
“Iya nggak apa-apa, Mas. Lagian nih bukan tanggung jawabmu lagi kan?”
Harry mengangguk, lalu pergi meninggalkanku dalam penyesalan.
Dan sejak saat itu, aku merasakan ada yang berbeda dengan hidupku. Aku benar-benar kehilangan kekasih, teman dan kakak dalam arti yang sebenarnya. Aku tak menemukan lagi perhatian yang tulus seseorang kepadaku. Dan yang ku tau sekarang aku benar-benar kehilangannya.

Published by dloen

Aku Fadlun, Anak pertama dari 4 bersaudara, kelahiran Indramayu, 19 Juni 1992. punya cita- cita dan mimpi menjadi orang hebat. menempuh pendidikan kuliyah di UIN Walisongo Semarang, besar harapan bisa mengubah perekonomian keluarganya di masa depan.

4 replies on “Mencintai Itu Merelakannya Bahagia”

Comments are closed.