kepercayaan masyarakat jawa

  1.                          I.                                             PENDAHULUAN

Suku bangsa Jawa sebagian besar menggunakan bahasa Jawa dalam bertutur sehari-hari. Dalam sebuah survei yang diadakan majalah Tempo pada awal dasawarsa 1990-an, kurang lebih hanya 12% orang Jawa yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa mereka sehari-hari, sekitar 18% menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia secara campur, dan selebihnya hanya menggunakan bahasa Jawa saja.

Bahasa Jawa memiliki aturan perbedaan kosa kata dan intonasi berdasarkan hubungan antara pembicara dan lawan bicara, yang dikenal dengan unggah-ungguh. Aspek kebahasaan ini memiliki pengaruh sosial yang kuat dalam budaya Jawa, dan membuat orang Jawa biasanya sangat sadar akan status sosialnya di masyarakat

Untuk lebih mengetahui terkait masyarakat jawa, disini penulis akan mencoba mengambarkan arti dari masyarakat jawa itu sendiri, budaya serta kepercayaannya, untuk itu mari simak apa yang sudah penulis hadirkan pada makalah ini.

 

  1.              II.                                             PERMASALAHAN
    1. Pengertian Masyarakat Jawa?
    2. Budaya Masyarakat Jawa
    3. Kepercayaan Masyarakat Jawa

 

  1.     III.                                             PEMBAHASAN
  2. Pengertian Masyarakat Jawa?

Mayarakat jawa, atau tepatnya suku bangsa jawa,secara antropologi budaya adalah orang-orang yang dalam hidup keseharianya menggunakan bahasa jawa dengan berbagai ragam dialegnya secara turun-temurun.Masyarakat jawa adalah mereka yang bertempat tinggal di daerah jawa tengah dan Jawa timur,serta mereka yang berasal dari kedua daerah tersebut.[1]

Orang Jawa adalah sebutan bagi orang yang tinggal di Jawadwipa atau dipulau Jawa pada dulu kala.Pada saat ini yang dinamakan orang Jawa adalah penduduk yang menghuni di pulau Jawa bagian tengah dan timur yang disebut suku bangsa Jawa dan anak keturunannya .Pada umumnya mereka masih melestarikan budaya, adat istiadat warisan nenek moyangnya dan berbicara bahasa Jawa.Kebanyakan anak keturunan orang Jawa yang tinggal diluar     tanah Jawa     seperti     di Jakarta dan daerah maupun negara lain, meski masih melestarikan atau akrab dengan budaya leluhurnya, sudah tidak lagi berkomunikasi dengan bahasa Jawa, mereka menggunakan bahasa Indonesia. [2]

 

  1. Budaya Masyarakat Jawa

Masyarakat jawa merupakan suatu kesatuan masyarakat yang diikat oleh norma-norma hidup karena sejarah, tradisi, maupun agama. Hal ini dapat dilihat pada ciri-ciri masyarakat jawa secara kekerabatan.Sistem hidup kekeluargaan di jawa tergambar dalam kekerabatan masyarakat jawa.

Di jawa, anak-anak sering di besarkan oleh saudara-saudara,orang tua mereka,bahkan oleh tatangga, dan anak acap kali di angkat. Hukum adat menuntut setiap orang lelaki bertanggung jawab terhadap keluarganya dan masih dituntut untuk bekerja membantu karabat lain dalam hal-hal tertentu seperti mengerjakan tanah patanian, mebuat rumah, memperbaiki jalan desa, membersihkan lingkungan pekuburan dan yang lainya.

Ciri-ciri utama atau sifat-sifat dasar masyarakat jawa antara lain:[3]

  1. Percaya kepada Tuhan Yang Mahaesa dengan segala sifat,kekuasaan dan kebesaran-Nya.
  2. Percaya kepada sesuatu yang bersifat imateriil.
  3. Percaya kepada takdir dan cenderung bersifat pasrah.
  4. Lebih mengutamakan hakekat ketimbang segi-segiformal dan ritual.
  5. Mengutamakan cinta kasih sebagai landasan pokok hubungan antar manusia.
  6. Bersifat konfergen.
  7. Momot dan non sektarian.
  8. Cenderung pada simbolisme.
  9. Cenderung pada gotong royong.
  10. Cenderung tidak fanatik.
  11. Luwes dan lentur.
  12. Mengutamakan rasa katimbang rasio,
  13. Altruistik dan filanthropis.
  14. Kurang Kompetiif dan kurang mengutamakan materi.

 

  1. Kepercayaan Masyarakat Jawa
  2. Anemisme

Yaitu suatu kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda,tumbuh-tumbuhan,hewan,dan juga pada manusia sendiri.Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama.Semua yang bergerak dianggap hidup dan mempunyai kekuatan ghaib atau memiliki roh yang berwatak buruk maupun baik.Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada,terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia.

Contoh:

Pelaksanaan upacara di lakukan oleh masyarakat jawa agar keluarga mereka terlindung dari roh yang jahat.mereka meminta berkah pada roh,dan meminta pada roh jahat agar mengganggunya.Mereka membuat beberapa monumen yang terbuat dari batu-batu besar yang yang kurang halus pengerjaannya sebagai tempat pemujaan untuk memuja nenek moyang,serta menolak perbuatan hantu yang jahat.

  1. Dinamisme [4]

Dinamisme (dalam kaitan agama dan kepercayaan) adalah pemujaan terhadap roh (sesuatu yang tidak tampak mata). Mereka percaya bahwa roh nenek moyang yang telah meninggal menetap di tempat-tempat tertentu, seperti pohon-pohon besar. Arwah nenek moyang itu sering dimintai tolong untuk urusan mereka. Caranya adalah dengan memasukkan arwah-arwah mereka ke dalam benda-benda pusaka seperti batu hitam atau batu merah delima. Ada juga yang menyebutkan bahwa dinamisme adalah kepercayaan yang mempercayai terhadap kekuatan yang abstrak yang berdiam pada suatu benda. istilah tersebut disebut dengan mana.

  1.     IV.                                             KESIMPULAN

Mayarakat jawa, atau tepatnya suku bangsa jawa,secara antropologi budaya adalah orang-orang yang dalam hidup keseharianya menggunakan bahasa jawa dengan berbagai ragam dialegnya secara turun-temurun.Masyarakat jawa adalah mereka yang bertempat tinggal di daerah jawa tengah dan Jawa timur,serta mereka yang berasal dari kedua daerah tersebut.

Adapun kepercayaan masyarakat jawa .tersebut meliputi anemisme dan dinamisme.

  1.              V.                                             PENUTUP

Demikianlah makalah ini yang dapat penulis sampaikan. Semoga apa yang telah penulis lakukan ini nantinya akan bermanfaat bagi kita semua dan menjadi sebuah amal ibadah. Amin. Penulis menyadari bahwasanya dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis meminta saran dan kritik dari pembaca, yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah penulis selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

  • [1] Amin, Darori. Isla dan Kebudayaan Jawa. Gama Media : Yogyakarta, 2000
  • Sujamto. Refleksi Budaya Jawa. Drahara Prize Semarang
  • http:\\www.anneahira.com\masyarakat jawa-jawa.htm
  • http:\\wikipedia.org\wiki\dinamisme


[1] Amin, Darori. Isla dan Kebudayaan Jawa. Gama Media : Yogyakarta, 2000

[2] http:\\www.anneahira.com\masyarakat jawa-jawa.htm

  • [3] Sujamto. Refleksi Budaya Jawa. Drahara Prize Semarang

 

  • [4] http:\\wikipedia.org\wiki\dinamisme

 

Published by dloen

Aku Fadlun, Anak pertama dari 4 bersaudara, kelahiran Indramayu, 19 Juni 1992. punya cita- cita dan mimpi menjadi orang hebat. menempuh pendidikan kuliyah di UIN Walisongo Semarang, besar harapan bisa mengubah perekonomian keluarganya di masa depan.

2 replies on “kepercayaan masyarakat jawa”

  1. I cltloemepy agree with the above comment, the internet is with a doubt growing into the most important medium of communication across the globe and its due to sites like this that ideas are spreading so quickly.

Comments are closed.