Aku Kecewa

Slma 3-4 bulan, sejak desember lalu aku menyukainya dan kita sah berstatus pacaran. Entahlah, kapan tepatnya itu… hanya saja komunikasi kita sangat lancar dan baik. Kita berhubungan hanya lewat bbm, WA, SMS dan telpon walau demikian kita masih dapat bertukar kisah. Banyak cerita yang ku dapat darinya pun banyak yang sudah ku bagi tentang semua yang terjadi terhadapku disini, Semarang. Maklum kita menjalani hubungan LDR kita tak seperti pada umumnya. Yang berawal dari bertemu lalu kirim bunga dan menyatakan cinta kemudian makan bareng, nonton dan malam mingguan. Kisah kita spesial.

Bisa di bilang aku bangga memilikinya. Dia bukan cinta pertamaku tapi rasanya aku sangat tidak asing dengan sosoknya. Maklumlah dia memang bukan orang baru yang hadir dalam hidupku, aku cukup mengenalnya karena dia pernah menjadi bagian dulu, saat aku MTS. Yap. Kita satu atap, dipertemukan lagi saat MA lalu.. dan….. hahaha.

Sadar ini bukan kisah pertama yang ku jalani. Tapi sungguh dengannya aku merasakan debar-debar saat bersama, sulit tidur sebelum disapanya, cemas saat tak ada kabar, perasaan yang membuatku jungkir balik hanya karena ketika dia menyanyikan lagu judika dan virza.

Tapi malam ini, aku tak tahu apa yang harus ku perbuat, kata-kata macam apa yang patut ku ucapkan padanya, dan bagaimana aku harus menjelaskan isi fikiranku padanya. Karena belakangan ini dia kurasa tak cukup mengerti keadaanku, jauh dari yang aku harapkan, erapkali masalah sepele menyulud emosi yang kadang berujung penyesalan.

Aku tak cukup pandai mengontrol emosiku tapi agaknya dia juga tak cukup pintar untuk menenangkanku, tak cukup peka dan baik mengerti aku, dia terkesan acuh dan sedikit cuek. Atau mungkin baginya ini adalah hal klasik dimana baginya aku dinilai manja dan sudah biasa “ngambek”, entahlah untuk kasus malam ini aku dinilai bagaimana dimatanya…..

Cukupkah aku untuknya? Dan pantaskah dia ku perjuangkan? biar waktu yang menjawab, hubungan yang baru seumur jagung ini kiranya terlalu ironis jika ku katakan tak baik-baik saja. Atau karena aku yang masih belum yakin dan menganggapnya ada? Atau dia yang tak cukup menganggapku layak?Karena aku menemukan dia yang masih menutup diri, tak begitu memperyacaiku, benarkah dia mencintaiku, hatinya menyayangiku ketika di tak benar-benar peduli tentangku… aku sedih memikirkannya, karena betapa naif nya aku yang masih menafihkan, entahlah butuh pembuktian apalagi ketika hatiku tak mempercayainya?

Tak sederhana ketika ku menuliskannya disini, tapi jujur pikiran dan hatiku mendadak lebih tenang dibanding sebelumnya. Terbayang pujian yang buru ku lontarkan beberapa detik lalu mengubah pandanganku. Cerita ini ku persembahkan kepada semua perempuan yang mengalami pahit-manis dalam berpacaran agar bisa melewatinya, tetap bertahan dengan keyakinan awal karena nanti akan ada waktunya dimana dia seseorang yang kita cintai sadar bahwa kita sangat istimewa untuk dikecewakan.

 

Published by dloen

Aku Fadlun, Anak pertama dari 4 bersaudara, kelahiran Indramayu, 19 Juni 1992. punya cita- cita dan mimpi menjadi orang hebat. menempuh pendidikan kuliyah di UIN Walisongo Semarang, besar harapan bisa mengubah perekonomian keluarganya di masa depan.

2 replies on “Aku Kecewa”

Comments are closed.