Cerpen Dloen- Yola, Gadisku. Tapi….

“ satu kata buat kamu, PUAS!”
Kau tau, apa yang membuatnya marah saat ini kepadaku? Mungkin kau tak percaya jika ku katakan hal ini kepadamu. Bayangkan saja aku yang tadi pagi sakit perut, sempat diare sampai terbujur kaku diatas tempat tidur dan merelakan presentasi waktuku begitu saja, malah disemprot habis-habisan, dinasehatin seperti habis mencuri ayam tetangga, hanya karena aku makan nasi bungkus miliknya, ya nasi bungkus pakai ayam yang bersantan. Aneh, kan? Hu!
Dia cantik, dengan kulit putih. Dia yola cewekku, anak dari keluarga yang berkecukupan di desanya. Dia memang 2 tahun lebih muda usianya dari pada aku, namun dia loh yang lebih banyak mengantur jalannya hubungan diantara kita, loh wong dia juga kok yang membiayai hidup ketika uang bulananku mancet.
“A”, panggilannya untukku. Walau terkadang juga dengan sebutan “kamu”, ketika itu aku tau dia sedang marah. Aku kenal dia sebenarnya belum lama, dan itupun karena terikat organisasi dikampusku, sedang selebihnya aku tak tau. Dia memang tidak manja dan tidak banyak menuntut materi, ya mungkin dia tau siapa cowoknya yang hanya mahasiwa tua pekerja serambutan sampai menunggu wisuda. Aku hasan.
“ Aaaaaaa! Kemari sebentar!”
Wah, ada apa ini, tidak biasanya yola berteriak seperti itu?? Lihat saja orang-orang disekeliling kantin, melihatku dengan mata bertanya-tanya. Mungkin mereka mngira aku mlakukan kesalahan. Biasanya mereka yang diteriaki orang mustahil kalau bukan karena masalah. Agaknya mereka menduka akan ada perang antara dua sejoli, ya aku dan yola. Tetapi rasanya tidak mungkin.
Sebentar, nah dia sudah menunggu di parkiran depan. Lihat sorot matanya. Itu artinya mengisyaratkan aku agar segera menghampirinya. Caranya memang unik.
Nah, apa kataku tadi, aku tidak kena damprat,lihatlah orang-orang di kantin ini, mereka merasa bersimpatik dan kasihan padaku, biar saja mereka salah dugadan penasaran. Itu tidak penting, ada yang lebih pnting lagi.
Begini, aku tadi dipanggil bukan diajak untuk bertengkar, ataupun dimarahi. Tetapi malah dilimpahi berita gembira. Begitu gemiranya dia, dia hampir memelukku di halaman parkir depan kantin.
“ A, ..” ujarnya.
“ Pak Wawan, pak wawan, oh…dia memberikanku nilai 8 di matakuliyah nya. Ooooo..rasanya tak sia-sia belajarku kemarin malam A”
“Alhamdulilah…” ucapku turut gembira.
“ iya A, Alhamdulillah ya Allah…”
“ Jangan lupa sholat Dhuhur setelah ini, sayang!”
“ Seharusnya memang begitu A. Tak mungkin rasanya meninggalkan Allah, setelah semua kebahagiaan yang diberikan-NYA datang kepadaku, bila perlu ingin rasanya ngadain slametan, syukuran kecil-kecilan A”
Edan, Edankan?
Itulah sebabnya semua orang memincingkan matanya kearahku, mereka kira aku membuat ula, selingkuh misalnya, sehingga membuat yola berteriak histeri.
Setiap malam yola belajar, mengejar nilai 8 di setiap mata kuliyah yang lainnya,seperti yang kulihat saat ini ketika ku temui di kos-kosannya, dia sedang membaca beberapa buku. 2 jam sudah ku tunggu dia didpan kamar. Tak banyak bergerak, hanya bola matanya saja yang bergerak ke kanan-kekiri.
Dan lebih mengesankan lagi, Hp ia matikan ketika sedang belajar. Setiap malam, ya. Ia membaca, ia pinjam bukunya dari perpustakaan di kampus.
“ Yuk A, aku sudah nih belajarnya, sekarang kita kemana?” ujarnya yang sudah dalam keadaan rapi di depanku, mengagetkanku.
“ jalan, temenin A main futsal mau?” tanya ku hati-hati.
“ okey, siap bos!” jawabnya sambil mengacungkan ibu jemari sesaaat sebelum ia mencubit pipiku gemas.
“ makasih ya A, dah mau nungguin aku belajar selama 2 jam?” uacapnya tulus. Aku mengguk pelan, sambil menggandeng tangannya keluar gerbang kos-an.
Sampai di hari ke 27, hubungan aku dan yola masih baik-baik saja, semuanya tampak asyik tuk ku jalani. Dia begitu perhatian, selalu mengingatkan kesehatanku dan tentu menjaga kesehatanku juga.
Dialah yola, yola, gadisku, oh….aku berharap dia jugalah yang menjadi pendampingku kelak. Menjadi istriku, menjadi ibu dari anak-anakku nanti, ia. Secepatnya aku akan melamarnya bila ku cukup mampu dan mandiri.
Kenal 27 hari bukankah bukan sebagai alasan kita tidak bisa mnikah?
Ya, kenapa tidak. Aku mau serius dan spertinya dia pun begitu.
Tiba-tiba, ku dapati surat diatas meja belajarku, dikamarku. Bermplop biru dan aku sangat hapal, itu tulisan yola. Apa ini? Kenapa yola mengirimku pesan lewat surat?
Ku buka perlahan, tersentak ku dibuatnya.
Didalam kertas surat itu dia memintaku meninggalkaannya, secepatnya untuk bisa melupakannya, dan mencari penggantinya.
Apa maksudnya ini?
Tanpa berfikir panjang, ku ambil kunci motorku sama persis diatas meja sebelah, dimana tadi surat yola juga ku ambil.
Motorku ku laju cepat, cepat sekali, aku panik. Keringat dingin mengalir dari tubuhku, dadaku bergetar hebat. Tak terasa aku mengendarai motor sambil meneteskan air mata, ya. Air mata kesedihan, air yang membasahi pipi dan kerongkonganku.
Dan rupanya yola sudah pindah kos, tak kudapati lagi dia. Kunci kamarnya tertutup, dan bertuliskan.
“sedia kamar kosong”
Hufft, aku menghela nafas, menenangkan hati. Tapi tetap saja tak bisa. Aku marah, kecewa. Knapa semuanya bisa seperti ini.
Apa rencana tuhan dibalik ini, aku tak mengerti.
Jelas, yola gadisku, tapi………………….

Published by dloen

Aku Fadlun, Anak pertama dari 4 bersaudara, kelahiran Indramayu, 19 Juni 1992. punya cita- cita dan mimpi menjadi orang hebat. menempuh pendidikan kuliyah di UIN Walisongo Semarang, besar harapan bisa mengubah perekonomian keluarganya di masa depan.