Contoh Cerita Anak Edisi Dloen

Masa kecil nino berkecukupan, anak orang kaya. Ia anak seorang bupati dikotanya, nama bapaknya solu sumardi, hidupnya amat enak, dia besar di sekitar perumahan. Ia tidak pernah tahu bagaimana hidup yang prihatin seperti orang dibawahnya.
Bapaknya seorang tokoh masyarakat yang disegani, tak banyak waktu untuk nino bisa bersamanya. Ia sering ditinggal bapaknya untuk urusan kerja diluar kota, Ia tak pernah tahu bagaimana rasanya dikecup keningnya, setiap harinya nino hanya bersama mbok iyem, pembantu keluarga nino sejak ia usia bayi, karena semenjak nino berusia 2 bulan ibu nino meninggal karena jatuh dari tangga.
Sewaktu ketika solu sumardi, bapak nino dirumah. Nino menyempatkan diri untuk menghampiri bapakanya, ia dekati seseorang yang sedang membaca koran itu perlahan dan duduk tepat disampingnya, digenggamnya tangan itu dengan hangat.
“ ada apa kamu nino?, sudah makan? tanya pak solu pada anak tunggalnya itu.
Nino menjawab dengan senang pertanyaan bapaknya. “ belum pak jawab nino semangat, karena ini sesuatu moment yang langka, yang tak pernah ia dapati sebelumnya bisa sedekat ini. Nino berharap bapaknya akan mengajaknya makan bersama bahkan harapan tertinggi nino adalah bisa disuapin, paling tidak seumur hidup selama ia menjadi anak kecil.
“ya sudah sana panggil bi iyem, makan biar sehat! perintah bapaknya, nino sedih, hatinya terasa sakit. Ia pergi meninggalkan bapaknya sendiri, nino kembali kekamarnya.
Nino merenung, nino berfikir apakah yang sebenarnya ia bukanlah anak dari bapaknya sekarang? Kenapa? Apa yang salah? Nino merasa kesepian. Tiba-tiba saja terlintas dalam pikiran nino untuk pergi saja dari rumahnya yang saat ini ditempatinya selama beberapa tahun. Namun niatnya terhenti, ketika dilihatnya tumpukan coklat diatas mejanya, ia buka dan satu persatu dimakannya, keinginananya untuk memberikan coklat itu sebagai hadiah ulang tahun temannya tak ia lanjutkan, dan niatannya untuk pergi dari rumahpun ia ganti.
Ia berharap ketika selesai makan coklat itu ada reaksi pada gigi dan perutnya, ya nino ingin sakit. Nino ingin diperhatikan, nino ingin agar ayahnya peduli dan mau sebentar saja menyayanginya. Dalam kamar nino menangis
Kini nino terkapar. Mulutnya mengeluarkan darah, nino keracunan. Ini tidak ada dalam sekenario. Nino tak tau bila coklat yang dimakannya itu kadaluarsa, nino memandangi bungkusan coklat itu dengan hati meringis perih menahan sakit

Published by dloen

Aku Fadlun, Anak pertama dari 4 bersaudara, kelahiran Indramayu, 19 Juni 1992. punya cita- cita dan mimpi menjadi orang hebat. menempuh pendidikan kuliyah di UIN Walisongo Semarang, besar harapan bisa mengubah perekonomian keluarganya di masa depan.