Hore! Liburan Telah Tiba

Kuliyah memang idaman sebagian orang, dan harapan seorang anak untuk melanjutkan pendidikan dari SMA/MA/MAK/SMK dll untuk lebih tinggi lagi. namun jarang bagi mereka yang memilih pendidikan jauh dari daerah tempat tinggalnya, karena sebagian orang merasa nyaman bila berdekatan selalu dengan keluargganya dan sebagian lagi berfikir dengan jarak yang jauh akan mengeluarkan biaya lebih banyak lagi seperti untuk transport, makan dll.

dan itu tentu berbeda dengan dloen, dia memilih kuliah dengan jarak tempuh dari rumahnya 8 jam Indramayu-Semarang, yah. dloen memang memantapkan pilihannya pada Institut Agama Islam Negri Walisongo 2 tahun yang lalu, karena memang sekarang posisi doen disana sudah menjadi mahasiswi semester 4. dan itu bukan waktu yang sebnetar untuk seorang dloen berada dan bersama orang-orang yang memang tak dikenal sebelumnya yang sekarang tersulap seperti dalam ikatan keluarga smuanya, saling memberi dan menasehati, walau perlu diakui tidak dalam semua hal namun dloen cukup merasa nyaman disemarang.

dengan usia dloen yang ke 20, tentu masih banyak yang perlu dloen ketahui dan belajar tentunya untuk masa depan dloen sendiri, begitupun ia harus mampu mengatur semua yang berkaitan dengan dirinya, begitupun soal keuangan. dengan jarak yang dekat ia dengan orang tuanya harusnya menjadi lebih pandai dalam penggunaannya, namun gadis ini rupanya masih seperti 4 tahun lalau saat dia masih SMA yang ceroboh, boros, gegabah dan seenaknya sendiri perihal kebutuhannya, jadi biasalah akan tampak bodoh ketika memasuki tanggal tua, bahkan baru minngggu pertama jatah bulannya dikirimpun dia akan merasa kekuarang, dloen…dloen tak ada kapoknya!

hmmm, untung saja, tinggal satu minggu lagi dloen bisa balik kerumah dan itu artinya dia tak perlu lama-lama disemarang nyengir karena nggak punya uang karena kalau tidak matilah dloen yang hanya bisa diam dan melihat teman-temannya jajan ini dan itu……

“Horeee! liburan telah tiba”. batin dloen saat melihat kalender akademik, dna ini tak bisa terbohongi. dloen senang hal itu terlihat dari caranya mengekspresikan entah suara maupun muka, sekali lagi maklum karena dloen memang ge nggak punya uang.