Dloen Di Sore Hari

Sore ini………

Ku ratapi diriku, di temani lagu sedih di kamar. sendiri

Hanya dengan air mata, ku rasakan kenyamanan tertingi

Melawan kesedihan dan duka lara hati

dan ketika aku tak bisa lagi memendam kegetiran hari-hariku

ku lukiskan rasaku untuk ku bagi

ku ceritakan perjalananku agar bisa dicermati

dan ku gambarkan kisahku, agar bisa di jadikan pengalaman diesok hari……..

ya, kisah dimana seorang teman meninggalkanku

melepas genggaman tanganku, pergi tanpa memberi pengertian kepadaku

yang menoreh luka, menghapus harapan tentang kebersamaan kita.

teman, itu yang kurasan hingga sore ini……….

tak bisa aku mengerti, dalam waktu yang cukup singkat dia menjauhiku hingga beberapa hari, tak menengoku, mengabariku bahkan tak menyapaku saat kita berpapasan.

2 minggu aku mencoba mendekatinya lagi, menanyakan alasanya, dan mencoba minta maaf atas kesalahan yang mungkin q tak sadar telah melukainya, dan NOL tak ada reaksi apapun, hanya kata singkat sebelum pergi dari hadapanku, MAAF!

aku tak mengerti, hanya terka-terka saja. tak berputus asa 1 bulan ku coba sesekali bertanya sana sini, namun NIHIL, dan tak membuahkan hasil. hingga ku baca surat pemberiannya, ku amati dan ku resapi……..

isinya:

lun. bukannya ingin menyakiti hati kamu, nggak ada sedikitpun niat dalam hatiku untuk menggores luka dalam dirimu.

mungkin, ini jalan terbaik diantara kita. nggak ada yang salah dengan diri kamu aku hanya tak mau jauh dari kedekatan orang yang kusayangi, dan aku nggak mau selalu disalahkan oleh orang-orang yang lebih dulu mengenalimu, mungkin aku nggak akan menjelaskan s secara detail. aku hanya bisa bilang aku nggak akan melupakan kamu makasih atas semua yang kamu lakukan selama kebersamaan kita.

sorry, sang keberanian tak banyak hinggap dalam sanubariku untuk berbicara langsung. tentang perubahanku aku harap kamu mengerti.

Sabar, Ikhlas dan mencoba untuk mengerti walau memang kenyataannya sulit, namun tak ada pilihan lain, dia sudah memilih yaitu meninggalkanku, hanya saja haraapanku dia bahagia dengan pilihannya. dan semoga tuhan memberikan yang lebih baik dari Dia. kesedihanku tak sebanding rasa kehilanganku, rasa sakitku pun tak bisa diukur dengan rasa sayangku untuknya…..

cukap tulisanku yang menggambarkan, dan hati yang merasakan betapa DIA berharga untukku.

surat itu, walau tak sepenuhnya ku mengerti. namun satu yang ku tau bila ia tak menginginkan lagi kebersamaan kita.

 

Published by dloen

Aku Fadlun, Anak pertama dari 4 bersaudara, kelahiran Indramayu, 19 Juni 1992. punya cita- cita dan mimpi menjadi orang hebat. menempuh pendidikan kuliyah di UIN Walisongo Semarang, besar harapan bisa mengubah perekonomian keluarganya di masa depan.

6 replies on “Dloen Di Sore Hari”

Comments are closed.