Dloen VS Pemilwa

suara tidak sah, bila:

  1. memilih gambar dan nama caleg yang berlainan
  2. mencoblos dua gambar sekaligus
  3. hanya mencoblos nama caleg tanpa disertai gambar partainya
  4. coblosan keluar dari garis calon

dloen membaca tulisan itu berulang-ulang pada sebuah kertas yang ditempel di mading, sebelah kiri dari tempat pencoblosan, atau pengambilan suara. bahkan terasa masih bingung akhirnya dloen pun menulisnya dibuku biru kesayangannya itu sebagai sebuah catatan untuk diingat. maklum, dloen melakukan hal itu karena punya alasan yang mana diamanati untuk menjadi saksi perwakilan dari partainya yaitu PMD. perihal itu terasa beratlah beban yang ditangguh, pantas saja dikatakan berat karena dalam satu hari, dari awal pembukaan pencoblosan jam 80.30 hingga selesai 11.25 malam. dloen harus tetap sabar menemani jalannya acara agar sesuai dengan yang diharapkan yaitu lancar tanpa ada kecurangan apapun dan darimanapun.

dloen sebenarnya ragu ketika ditawari menjadi saksi oleh mb azizah, anak komunikasi semester 5, yang malam itu menelponnya sebelum esok hari diadakan acara pemilwa tersebut. karena dloen rasa masih banyak teman-teman yang lain, yang menurutnya juga lebih tanggap, kritis, bijak dan ideal untuk menjadi saksi pemilwa itu, bukan hanya dloen sosok yang terkadang menjadi pemarah tapi karena dloen memang malas dan tak betah bila berlama-lama duduk manis. tapi, karena rasa enggan dan hormatnya dloen terhadap senior akhirnya dloen terima tawaran itu.

jam 09.00. acara pemilwa belum juga dimulai lebih dari jadwal yang sudah ditetapkan. dloen MENUNGGU. dan beberapa menit kemudian akhirnya pemilwa FAKDA (Fakultas Dakwah) pun dimulai dengan di bukanya acara tersebut oleh bapak Rektor.

walau banyak beberapa rintangan yang menghambat proses pemilwa tersebut, entah itu karena adanya perdebatan yang terkait surat delegasi bahkan sampai karena alasan adanya calon kandidat yang menjadi saksi. Lucu memang, tapi inilah hal Riil yang terjadi saat pmilwa akan di laksanakan, dan yang menjadi pertanyaannya, kenapa untuk menyongsong kemajuan fakultas saja harus adanya percekcokan dan keributan?

huftt, itu sedikit celoteh dloen perihal pemilwa. dan ini salah satu gambar yang dapat dloen rekam dari proses pemilwa kemarin, 29 desember 2011. di fakda tercinta:

Published by dloen

Aku Fadlun, Anak pertama dari 4 bersaudara, kelahiran Indramayu, 19 Juni 1992. punya cita- cita dan mimpi menjadi orang hebat. menempuh pendidikan kuliyah di UIN Walisongo Semarang, besar harapan bisa mengubah perekonomian keluarganya di masa depan.

6 replies on “Dloen VS Pemilwa”

  1. kmrn kamnea ajaaaaaaaaaaaaaa,,,,,,ko skg bru minta maaf,,,,,,,,,kmrn ngebantahhhhhhhhhhhhhhhh bkn pelakunyaaaaaaaaaaaaaa,,udh jelas2 mereka ber3,,usut terus pa polisi,,,SEMANGATTTTT.yg salah hrs di hukummmmmmmmmm,,

Comments are closed.