putus asa dalam prespektif psikologi

I Pendahuluan

Kesehatan mental, seberapa besar pengaruhnya dalam kehidupan, baik perasaan, pikiran, kelakuan dan kesehatan. Melalui ceramah-ceramah dan pembianaan mental, sedikit demi sedikit timbulah kesadaran dalam masyarakat dan mulailah orang mengerti bahwa kesukaran yang dideritanya bukanlah masalah yang tampak pada gejala yang dirasakannya itu, akan tetapi mempunyai latar belakang yang tidak mudah diketahui, karena berpangkal tolak dari pengalaman-pengalaman dan kepribadian yang mulai terbentuk sejaka kecil.

Demikian, lebih banyak belakangan ini golongan remaja dan dewasa yang mempermasalahkannya, sedangkan anak relatif kurang. Karena problem mulai dirasakan dan diperangapan masalah dan yang lebih banyak mendapati kesukaran bukan dirasakan oleh anak-anak. Yang terkadang membawa pengaruh rasa putus asa atau rasa menyerah untuk terus berusaha menjalani kehidupan sepertia biasanya.

II Permasalahan

  1. 1. Pengertian Putus Asa
    1. 2. Mengapa Putus Asa?

a.         Masalah pada Usia Anak

b. Masalah Pada Usia Remaja

c.         Masalah Pada orang Dewasa

  1. 3. Putus Asa Dalam Perspektif Psikologi

III Pembahasan

  1. 1. Pengertian Putus Asa

 

 

  1. 2. Mengapa Putus Asa?
  2. Masalah pada Usia Anak

Diantara penyebab penderitaan anak-anak sehinga terkadang mereka merasa putus asa dan mencoba untuk menyelesaikan hidupnya lebih cepat atau terkadang memuaskannya pada suatu tindakan yang sebenarya sudah diketahui merugikan atau terlarang. Alasannya karena biasanya anak-anak yang seperti itu adalah anak-anak yang mendapatkan perlakuan keras yang diterima dari orang tuanya, kurang merasakan kehangatan hubungan dalam keluarganya, atau alas an-alasan yang lainnya.

  1. Masalah Pada Usia Remaja

Persoalanan remaja selamanya hangat dan menarik, baik dinegara yang telah maju, maupun dinegara berkembang, karena remaja adalah masa peralihan, dimana seseorang telah meninggalkan masa anak-anak yang penuh kelemahan dan ketergantungan tanpa memikul suatu tanggung jawab, menuju kepada usia dewasa yang sibuk dengan persaingan dan perjuangan untuk kepentingan hidup dengan tanggung jawab penuh. Maka usia remaja adalah usia persiapan untuk menjadi seorang dewasa yang matang dan sehat. Kegoncangan emosi, kebimbangan dalam mencari pegnagan hidup dan kesbukan mencari bekal pengetahuan dan kepandaian untuk menjadi senjadi senjata dalam usia dewasa.

Remaja yang pada hakikatnya sedang sibuk berjuang dari dalam itu, jika dihadapkan pada keadaan luar lingkungan yang kurang serasi, penuh kontrakdisi dan ketidakstabilan, maka akan mudahlah mereka jatuh pada kesengsaraaan batin, hidup penuh kecemasan, ketidak pastian dan kebingungan. Hal seperti itu menyebabkan remaja jatuh pada kelalaian-kelalaian kelakuan yang membahayakan dirinya sendiri, baik sekarang maupun kemudian hari.

Sehingga banyak diantara mereka yang tidak sanggup mengi, malas ikuti pelajaran, hilang kemampuan untuk konsentrasi dan terkadang yang paling membahayakan adalah patah semangat dalam artian putus asa untuk menjalani dan menata hidupnya kembali. Dan tidak sedikit pula remaja yang akhirnya jatuh pada kelakuan-kelakuan yang nakal, mengganggu, dan merusak ketentraman masyarakat, dan bisa pula menyalahgunakan obat-obat terlarang yang membahayakan.

  1. Masalah Pada orang Dewasa

Problema orang dewasa sangat banak sekali, yang sangkut pautnya hingga dengan kejiwaan seseorang, dalam hal ini diantara kesukaran-kesukara yang agak banyak terjadi, masalah emosi yang terpendam, samara-samar dan berubah menjadi gejala-gejala penyakit yang sukar diobati, penderitaan yang dialami orang dewasa belakangan dimasyarakat sehingga benyak menyebabkan kasus dari yang mulai putus asa lalu bunuh diri, hingga yang membawa dirinya pada kerusaka-kerusakan yang lain yang merasa lebih memuaskandan memkai jalan pintas. Diantaranya: rasa kecewa dan tertekan dan sedang ada masalah keluar.

 

IV Kesimpulan

Suatu persoalan sperti apapun yang akan kita hadapi, atau permasalah bagaimanapun itu yang sedang melanda kita, agar dalam keadaan dan kondisi apapun itu sekiranya jangan menjauh dari tuhan, semakin dekat seseorang kepada tuhan, akan semakin mudah dia mengeluh dan mengadu kepada-Nya, sehingga tidak tertumpukkan kekecewaan atau kesalahan dalamhidup yang penuh persoalan ini, karena semakin jauh dari tuhan semakin terasa beban hidup yang kita jalani.

Karena harus kita sadari semuanya, bahwa untuk jauh dari kata dan rasa putus asa dalam kejiwaan seseorang, kita harus lebih mengenal dan melaksanakan agama itu dalam kehidupan, karena agama bisa membuat dan memudahkan hidup kita, karena dengan lebih menikmati bahwa kita beragama, semkain tercapai ketrentaman dalam batin. Dan sebaliknya.

 

 

Daftar Pustaka

Hidayat, Khomaruddin, Psikologi Kematian, Mizan Media Utama: Bandung

Dradjat, Zakiah, Perawatan Jiwa, Bulan Bintang: Jakarta, 1976

Marpiare, Andi, Psikologi Remaja, Usaha Nasional: Surabara, 1982

?

Published by dloen

Aku Fadlun, Anak pertama dari 4 bersaudara, kelahiran Indramayu, 19 Juni 1992. punya cita- cita dan mimpi menjadi orang hebat. menempuh pendidikan kuliyah di UIN Walisongo Semarang, besar harapan bisa mengubah perekonomian keluarganya di masa depan.

4 replies on “putus asa dalam prespektif psikologi”

Comments are closed.