MENGURANGI KEMALASAN PELAJAR

LAPORAN UTAMA

11-september-2008

upaya tersebut hampir sudah dilakukan oleh beberapa pihak sekolah. Dimana, secara penilaian yang ada hampir disemua penjuru sekolahan baik tingkat dasar maupun universitas mempunyai keluhan yang sama pendidiknya, bila jumlah kemalasan bertambah dikalangan pelajar. Maka, kesulitan akan menjadi beban bagi guru-guru yang harus sabar dalam menjelaskan dan penyampaian materinya, ataupun guru harus benar-benar bisa mengambil hati para siswanya agardapat mematuhi apa yang sudah beliau tuangkan kedalam sebuah teori.

Karena untuk mengurangi kemalasan yan ada dan sudah menjadi penyakit tersendiri dikalangan siswa itu menjadi amat sulit untuk diatasi, terlebih semenjak semakin merebaknya alat informasi yang sudah merajalela, seperti komputer, tv, dan hp menjadi suatu kepribadian yang biasa dan dianggap wajar, karena semakin canggihnya teknologi yang tlah menguasai alam, laju pikiran manusia bahkan sipengguna akan diberi kenikmatan setelah memakainya sehingga seseorang akan terobsesi untuk memakainya kembali.

Bertambah rumitnya masalah tersebut adalah betapa lengahnya kita pihak-pihak yang tak menyadari bahwa penyakit malas telah mendarah daging, bahkan bukan hanya singgah pada diri pelajar melainkan dikalangan lapisan masyarakat pula. Dan layaknya permasalahan tersebut mendapat perhatian lebih dari guru beserta orang tua, dalam bagaimana menarik minat siswa dan anak-anaknya untuk lebih memfokuskan dalam belajar, terlebih bila siswa tersebut sedang menginjak kelas akhir disekolahannya. Dimana, masa keberadaan nya hanya akan dinilai dan ditentukan oleh 3 hari saja. Dansekarang masa pelajaran yang akan di ujikan telah bertambah 6 pelajaran bagi siswa ips dan ipa yang menduduki kelas akhir tingkat menengah.

Mengenai upaya untuk membimbing, selama ini dewan uru dibeberapa sekolah sudah berupaya penuh dan berusaha sekuat dan sebisa mungkin, samhalnya dengan pihak orang tua merekajuga berperan serta dalam menanggulangi anak-anaknya dirumah.namun, sayangnya upaya trsebut masih dilakukan secara persial dan tidak terpadu, akibatnya jumlah kkemalasan belum bisa dikurangi apalagi ditapis dan seharusnya usaha tersebut dilakukan secara serius, artinya kedua-duanya harus ikut andil dan berperan serta dalam membentu kepribadian anak.

Published by dloen

Aku Fadlun, Anak pertama dari 4 bersaudara, kelahiran Indramayu, 19 Juni 1992. punya cita- cita dan mimpi menjadi orang hebat. menempuh pendidikan kuliyah di UIN Walisongo Semarang, besar harapan bisa mengubah perekonomian keluarganya di masa depan.

2 replies on “MENGURANGI KEMALASAN PELAJAR”

  1. Wah bgus ug nii,,,,bsa lebih tau bgmna untuk mengihndari kemalasan

Comments are closed.